Ujian atau Cobaan
Kering di antara yang tumbuh subur |
Pendidikan yang merupakan kebutuhan dan yang harus dimiliki oleh manusia, bertujuan untuk menjadikan manusia mampu berfikir, membangunkan kesadaran, dan meningkatkan nilai kebaikan dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Pendidik sebagai sentral percontohan dalam dunia pendidikan, menjadikan pendidik wajib berposisi sebagai guru yang sejatinya guru dari perilaku, ilmu, dan pengetahuan. Meskipun di sisi lain, pendidik juga manusia biasa seperti pada umumnya. Namun, profesi pendidik sangatlah bergengsi dan mulia di garis proses pembelajaran.
Pendidik yang dikenal dengan sebutan guru, maka guru sebagaimana banyak dituliskan dalam berbagai buku. Bahwa guru sebagai suri tauladan bagi para muridnya, guru sebagai yang digugu dan ditiru oleh murid-muridnya, dan guru menjadi pemecah kebuntuan dari semua persoalan yang dialami peserta didik.
Apabila perilaku dari seorang guru menyimpang dari tatanan diri sebagai guru, maka bisa dikatakan sudah tidak mencerminkan sebagai seorang guru. Hal itu, akan menjadkan kata "oknum" akan disematkan padanya. Karena, kata "oknum" masih menjadi penyelamat bagi yang lain yang bukan "oknum." Jadi, bagaimana semaksimal mungkin tidak menjadi oknum buruk dalam jati diri seorang guru atau pendidik.
Dalam kehidupan sehari-hari pada kehidupan manusia. Seringkali kita dihadapkan pada kalimat, "ini cobaan..., ini ujian..., ini di luar batas kemampuan..., dan lain sebagainya dari ujung persoalan yang dihadapi oleh manusia. Sering kita dengar, setiap terjadi musibah, peristiwa yang tidak baik, dan hal-hal yang tidak sesuai harapan. Maka, yang akan disematkan pada yang mengalami sebagai ujian, cobaan, di luar kemampuan, dan sebagainya.
Padahal, setiap perbuatan atau tindakan itu akan selalu menganut sebab akibat dan menganut kepercayaan akan kesadaran yang dimiliki bagaimana memanfaatkan daya fikir yang positif semaksimal mungkin. Bukan harus mengabaikan akibat atau dampaknya yang seakan-akan sesuai dengan keinginan atau harapan.
Terkadang pula, yang terjadi pada manusia itu lebih kuat menutupi dan membiarkan dari pada menghindari atau menjauhi hal-hal yang membutakan diri pada nilai-nilai positif. Manusia lebih lihai mengkhianati diri sendiri dan Tuhannya apalagi pada sesama dan kehidupan sosial.
Seorang pendidik atau guru juga tidak terlepas dari jati diri sebagai manusia yang dikatakan sebagai tempatnya salah dan lupa. Namun, bukan berarti harus mengabaikan nilai-nilai positif dalam diri manusia itu sendiri.
Ujian atau Cobaan, biasanya berlaku pada hal-hal yang terjadi dari usaha yang baik yang sudah dilakukan, namun hasilnya belum sesuai harapan. Bukan sebaliknya, usaha yang buruk atau melanggar bahkan disengaja. Doa baik dan usaha baik, namun masih belum terwujud dan terkabulkan. Maka, itulah yang menjadi ujian dan cobaan bagi manusia.
Akibat atau dampak yang didapatkan dari yang dilakukan memang tidak baik apalagi melanggar norma yang berlaku, bukan lagi ujian atau cobaan. Tetapi, memang itulah yang harus didapatkan, yaitu hukuman dan peringatan.
Tidak perlu menyalahkan Tuhan dan manusia lainnya, senyampang manusia itu sendiri masih belum menjadi yang baik dari yang sudah baik. Tuhan Maha Segalanya, tinggal bagaimana manusia memanfaatkan sebaik mungkin dari dirinya sebagai manusia.
Memang berat, sesuatu yang kering kerontang dari di antara yang subur untuk bisa tumbuh subur juga. Akan tetapi, apabila ada kalimat yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Maka, kalimat itu bisa diberlakukan pada yang kering sebagai sarana membangunkan kesadaran dan kembali pada kenormalan sejati manusia.
Tuhan lebih memungkinkan pada setiap kesadaran-keasadarn manusia untuk menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Tidak dengan sebaliknya menjadi nilai buruk bagi manusia lainnya.
Akhirnya, pendidikan yang baik itu menjadi bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Pendidkan yang baik bukan semata-mata mengejar prestasi, piala, penghormatan, dan sebagainya. Pendidikan yang baik, bagaimana pendidikan itu sendiri membangunkan manusia yang terlena lelap dengan hal-hal yang menyimpang.
Pekerjaan pendidikan itu adalah usaha yang belajar dan terus belajar memperbaiki tatanan diri dan tatanan sosial atau lingkungan. Sehingga terwujud peradaban pendidikan yang menjadikan manusia sebagai manusia dari segala perspektif manusia.
Edisi_NalarPinggiran
Sumenep, 01 September 2024
Posting Komentar untuk "Ujian atau Cobaan"