Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JEBAKAN

Ketika orang banyak memahami bahwa dunia beserta isinya ini bersifat sementara atau dengan kata lain tidaklah abadi. Maka, narasi-narasi yang bermunculan selalu saja dunianya panggung, pertunjukan, dan pergerakan yang tidak sempurna.

Meraba Cahaya Pada Gelap (Doc. Pribadi)

Teori-teori peran dalam ke-sandiwara-an hidup tak menjamin satu peran bersifat menyeluruh, melainkan lebih pada pemanfaatan peran-peran ganda yang membuat kacau satu peran penting yang dimiliki.

Pada akhirnya, dunia bukan lagi tentang panggung sandiwara. Bukan lagi tentang tidak abadi atau fananya. Akan tetapi, dunia ini menjadi sebuah jebakan hidup. Sebuah jebakan yang menjebak diri pada keterasingan, kerpurukan, dan kehinaan peradaban.

Sejarah silam mengajarkan pada masa kini dan masa depan, bagaimana menghadapi dan membuat jebakan itu. Saat itu, jebakan identik dengan pergulatan politik dan perang.  Namun yang paling mengerikan lagi adalah pergulatan seksualitas atau birahi-birahi nafsu.

Perang demi perang yang terjadi penuh dengan beragam strategi, taktik, siasat, muslihat, tipu-tipu, dan sebagainya. Pada titik tertentu, jebakan menjadi yang paling ampuh diterapkan. Lawan tak ditaklukkan lagi dengan meriam, bom, nuklir, senjata, racun, dan lainnya secara langsung melainkan dengan cara jebakan.

Sebenarnya, di dunia ini tidak pernah ada musuh atau lawan. Sebab yang menjadi musuh atau lawan adalah dirinya sendiri. Iblis beserta sekutunyapun bukanlah musuh atau lawan, karena mereka juga makhluk. Sesama manusia bahkan makhluk tidaklah harus bermusuhan tetapi saling menjadi pengabdi sejati.

Musuh manusia adalah dirinya sendiri dalam semua sisi kemanusiaannya. Sehingga secara tidak langsung manusia hanya menjebak diri dengan jebakannya sendiri. Hal-hal seperti nafsu, ambisi, atau tujuan-tujuan tidak lurus adalah yang membuat mudah memainkan jebakan.

Semua sisi kehidupan akan menjadi jebakan pada manusia, bahkan menjerumuskannya. Namun kebalikannya, akan menjadi surga dan keindahan saat terus berusaha tidak mudah terjebak. Ini tentu sulit, seperti sulitnya menagih hutang yang tidak dibayar.

Jebakan yang baik, yang diajarkan sejarah sudah bisa dipahami. Bagaimana gua menjadi tempat berlindung yang aman dan laba-laba mengaburkan segala niat-niat kejahatan sehingga tersesat. Bagaimana parit-parit, gunung-gunung, senjata-senjata, dan lainnya menjadi jebakan. Pun bagaimana tentang kelalaian dan keteledoran sepele bahkan sangat kecil yang mampu menghancurkan tatanan.

Edisi_JebakanManusia

2 komentar untuk "JEBAKAN"