Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pencari Muka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia V (KBBI V) menyatakan bahwa "mencari muka" adalah berbuat sesuatu dengan maksud supaya mendapat pujian atau sanjungan (dari atasan atau orang lain.)

Doc. Pribadi

Pujian atau sanjungan, memanglah sesuatu yang terdengar menarik dan menyenangkan. Namun, menjadi sangat tidak elok bahkan memalukan bila terselubung niat memamerkan diri dalam balutan mencari muka. Muka dihamparkan pada retakan-retakan cermin, akhirnya wajah tak beraturan bentuk dan hasilnya dalam cermin.

Dalam kehidupan sehari-hari, semuanya bisa mencari muka dengan caranya sendiri-sendiri.  Sesuai pengertiannya di atas, tujuan utamanya ingin mendapat pujian atau sanjungan atasan atau orang lain. Maka, para pencari muka bisa siapa saja tanpa terkecuali.

Tidak memandang orang kecil maupun orang besar. Orang miskin atau orang kaya. Orang biasa atau orang luar biasa. Apabila sudah mendapat pujian atau sanjungan, berarti niatnya sudah tercapai.

Dengan ilmunya orang bisa mencari muka. Dengan hartanya orang bisa mencari muka. Dengan keahliannya orang bisa mencari muka. Dengan penampilannya orang bisa mencari muka. Kemudian, dengan akhlaknya orang bisa mencari muka. Bahkan, dengan kelicikannya orang lihai mencari muka.

Pertanyaannya, ada apa dengan muka-muka yang penuh dengan topeng dan tabir-tabir kepalsuan!? Apa dunia tidak memungkinkan lagi untuk sebuah kejujuran dan sebuah tempat sebagai tatanan yang sewajarnya!! Entahlah, masih akan ditanyakan pada rumput yang bergoyang dan dinding-dinding kehidupan yang penuh dengan huruf-huruf.

Sejatinya, mencari muka tidaklah baik untuk kesehatan jiwa. Mencari muka tidaklah menjamin perilaku menjadi lebih baik. Maka, kepada para pencari muka, carilah muka sendiri pada cermin yang utuh dan air yang bening. Di sanalah, wajah-wajah murni akan nampak untuk menjadi sebuah koreksi dan evaluasi diri.

Terkadang, hanya sebab persaingan sehingga mencari muka dilakukan, apalagi persaingan yang tidak sehat. Sebab ambisi mencari muka menjadi jalan terakhir dipaksakan, apalagi ambisi hawa nafsu dan keserakahan. Sebab kepentingan kelompok sendiri, mencari muka harus dipermak sedemikian rupa sehingga tujuan menang dan ingin dilihat lebih dari yang lainnya.

Padahal yang sesungguhnya dan sebenarnya bahwa mencari muka adalah bagian dari sikap atau perilaku yang mencerminkan kebodohan dan keburukan diri sendiri. Karena dunia bukanlah tempat yang baik untuk sekadar mencari muka, melainkan dunia adalah tempat untuk berproses dengan jujur dan niat yang lurus selurus jalan menuju Surga.

Edisi_MukaBertopeng




Posting Komentar untuk "Pencari Muka"